Skripsi Saya – VO2max

Daya tahan kardiorespiratori sebagaimana telah diukur dengan beberapa cara klinis sederhana telah menghasilkan beberapa informasi terkait risiko penyakit dan kematian, terutama yang disebabkan oleh gangguan kardiovaskuler, baik pada pria, wanita maupun remaja (Kraus dan Douglas, 2005 dalam Indrawagita, 2009). Rendahnya kebugaran kardiorespiratori merupakan prediktor independen kematian pada individu berat badan normal, berat badan lebih dan obesitas (Franklin, 2002 dalam Vanhecke et al., 2008). Tingkat kebugaran jasmani dapat dinilai secara kuantitatif, diantaranya dengan mengukur kapasitas pengambilan maksimum oksigen terbesar atau disebut juga VO2max (Wijayanti, 2006). Penurunan VO2max telah dikaitkan dengan meningkatnya mortalitas penyebab masalah kardiovaskuler dan faktor resiko masalah jantung lainnya (Ekelund et al., 1988, Franklin, 2002 dalam Vanhecke et al., 2008). Dilaporkan oleh American Heart Ascociation, subyek dengan VO2max rendah mempunyai peluang 2-4 kali lebih banyak dari pada subyek dengan VO2max sedang dan tinggi untuk mengalami overweight atau obesitas (Mcoy, 2005 dalam Wijayanti, 2006). IMT tinggi (obesitas) secara bermakna dikaitkan dengan ras kulit putih dan prevalensi yang lebih tinggi terhadap hipertensi, diabetes, dan dislipidemia (Wessel et al., 2012). Perempuan dengan kelebihan berat badan lebih mungkin dibandingkan dengan perempuan berat badan normal untuk memiliki faktor resiko penyakit pembuluh darah koroner (Wessel et al., 2012). Pria dengan nilai VO2max rendah memiliki risiko terbesar mengalami masalah jantung, sementara pria dengan VO2max sedang memiliki risiko 50%, dan pria yang memiliki VO2max tinggi hanya 24% memiliki risiko mengalami masalah jantung (http://www.pponline.co.uk/encyc/0393.htm diunduh 13 Januari 2011). Terjadi penurunan faktor risiko masalah jantung seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, obesitas, diabetes, beberapa jenis kanker dan masalah kesehatan lainnya, dari subyek orang dewasa dengan VO2max rendah hingga subyek dengan VO2max tinggi (Blair et al,. 1989; 1992 dalam Wijayanti, 2006).

Studi literatur yang didapatkan dari beberapa negara menunjukkan status tingkat VO2max orang Indonesia merupakan yang terendah. Sebuah survei di Amerika Serikat (AS) ditemukan nilai rata-rata VO2max pada perempuan usia 20-29 sebesar 37,96 ml. kg-1. mnt-1 (Jackson, 2008). Di Swedia, 119 perempuan usia 8-16 tahun memiliki nilai rata-rata VO2max sebesar 48 ml. kg-1. mnt-1 (Morinder et al., 2008), sementara di Finlandia, 24 laki-laki usia rata-rata 41,8 tahun memiliki nilai rata-rata VO2max sebesar 34 ml. kg-1. mnt-1 (Tikkanen, 2001). Studi di Iran memaparkan hasil bahwa nilai VO2max pada remaja Iran berada pada level rendah dan rata-rata dibandingkan dengan populasi lain sebesar 32 ml. kg-1. mnt-1 (Amra et al., 2008). Sementara di Indonesia, penelitian yang dilakukan pada PNS Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dari 285 responden dewasa yang diteliti memiliki nilai rata-rata VO2max sebesar 31,58 ml. kg-1. mnt-1 (Wijayanti, 2006). Hasil penelitian Sinamo (2012) menunjukkan bahwa nilai VO2max mahasiswa gizi FKM UI tahun 2012 mempunyai rentang nilai antara 14,2 – 50,5 kg/ml/menit dengan rataan 29,6 kg/ml/menit. Nilai VO2max responden laki-laki mempunyai rentang nilai antara 14,2 – 50,5 kg/ml/menit dengan nilai rata-rata sebesar 35,6 kg/ml/menit. Nilai VO2max responden perempuan mempunyai rentang nilai antara 18,7 – 45 kg/ml/menit dengan nilai rata-rata yang lebih rendah daripada responden laki-laki yaitu 28,8 kg/ml/menit.

Tabel 1.1 Klasifikasi Pengambilan Oksigen Maksimal (Daya Aerobik Maksimal) Menurut Kelompok Umur dengan “Berat Badan” yang Digunakan Adalah: 58 Kg Untuk Perempuan dan 72 Kg Untuk Laki-Laki

                        Sumber: Astrand, 1977

Nilai VO2max  dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang memiliki hubungan yang kuat dan berpola positif dengan VO2max adalah aktivitas fisik artinya semakin tinggi aktivitas fisik maka semakin tinggi pula nilai VO2maxnya. Respon tubuh terhadap aktivitas fisik (olahraga) merupakan hasil dari respon koordinasi sistem organ, termasuk jantung, paru, pembuluh darah perifer, otot yang olahraga dan sistem endokrine (Bemstein, 2003 dalam Adiwinanto, 2008). Peningkatan tingkat kesegaran kardiovaskular disebabkan karena adaptasi jantung dan paru terhadap aktivitas olahraga. Pada sistem kardiovaskular terjadi peningkatan curah jantung yang bertujuan untuk mempertahankan otot-otot rangka yang sedang bekerja sehingga terjadi peningkatan aliran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan zat gizi sel-sel otot serta membawa karbon monoksida dan sisa metabolisme ke tempat pembuangan (Watts et. al., 2004 dalam Adiwinanto, 2008).

Disamping itu, nilai VO2max juga dipengaruhi oleh status gizi (IMT dan persen lemak tubuh) yang dapat menggambarkan status gizi seseorang dan aktivitas fisik. Orang dewasa obesitas biasanya kurang aktif daripada orang dewasa dengan berat badan normal. Perempuan kelebihan berat badan (overweight) ditemukan kurang aktif dari perempuan yang ramping ketika berolahraga. Dalam penelitian cross-sectional, prevalensi obesitas selalu dilaporkan lebih tinggi pada mereka yang sedikit beraktivitas fisik. Tingkat kebugaran aerobik selalu lebih rendah pada responden obesitas dikarenakan mereka yang obes lebih sulit bergerak dalam berolahraga dan kecenderungan memiliki hidup sedentaris (kurang aktif bergerak) kemudian mengakibatkan peningkatan cadangan lemak dalam tubuh (Nieman, 2011). Penurunan VO2max/kg terhadap kegemukan meningkat bahwa yang Eliakim et. al. (1997) amati terjadi karena perbandingan dari volume otot dengan lemak di bagian paha berkurang sejalan dengan berat badan meningkat (Gambar 1.1). Konsumsi oksigen per satuan massa tubuh secara signifikan berkurang pada kelompok obesitas. Ini mungkin karena jumlah yang berlebihan dari lemak tubuh yang tampaknya memaksakan beban yang tidak menguntungkan serta menghambat tindakan terhadap fungsi jantung, terutama selama latihan melelahkan ketika otot-otot tubuh yang berlebihan gagal menyerap sejumlah oksigen yang cukup karena endapan jumlah proporsional massa lemak yang tinggi (Buskir E & Taylor HL (1957), Kitagawa K & Miyashitam (1981), Welch B et. al. (1958) dalam Chatterjee et. al. 2004). VO2max sebagian besar tergantung pada massa tubuh dan massa tubuh tanpa lemak sedangkan massa lemak berlebihan membebankan beban yang tidak menguntungkan pada fungsi jantung dan pengambilan oksigen oleh otot-otot bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan adiposa selama latihan mengurangi VO2max keseluruhan (Chatterjee et. al. 2004).

Gambar 1.1 Perbandingan Volume Otot Paha dengan Volume Lemak Bagian Paha Sebagai Fungsi Dari Berat Badan pada 44 Remaja Perempuan Sehat (Eliakim et. al. 1997)

Selain aktivitas fisik dan status gizi, asupan Fe juga mempengaruhi VO2max  seseorang. Pada studi eksperimental dimana respondennya diberi suplemen besi, hasilnya terdapat perbedaan nilai rata-rata VO2max yaitu nilainya lebih tinggi pada kelompok yang diberi perlakuan dibandingkan pada kelompok kontrol (Cynthia, 2010). Fe berperan dalam pembentukan hemoglobin. Fe akan direduksi dari ferri menjadi ferro di dalam saluran cerna, sehingga mudah diabsorbsi yang selanjutnya bergabung dengan protein globin membentuk hemoglobin. Hemoglobin berperan dalam pengakuntan oksigen. Hemoglobin cenderung mengikat oksigen dalam lingkungan yang memiliki kadar oksigen tinggi dan melepaskan oksigen tersebut dalam lingkungan yang memiliki kadar oksigen relatif rendah. Dengan demikian hemoglobin mengambil oksigen dalam paru-paru dan melepasnya ke jaringan yang aktif, seperti otot yang berkontraksi. Kecepatan dan volume pemakaian oksigen maksimal dikenal dengan kapasitas VO2max (Guyton, 1990 dalam Widiastuti, 2009).

4 thoughts on “Skripsi Saya – VO2max

  1. Bisa lihat naskah lengkap penelitiannya? Brp sample jumlahnya n USIA? Pake uji latih treadmill atau APA? Makasih

Leave a comment